Daisypath Happy Birthday tickers

Selasa, 02 Agustus 2011

Persembahan Yang Benar

Bacaan :

Mazmur 4:6 “Persembahkanlah korban yang benar dan percayalah kepada TUHAN.”

Ayat ini berisi merupakan jawaban doa dari Raja Daud dalam Mazmur 116:12 “Bagaimana akan kubalas kepada TUHAN segala kebajikanNya kepadaku?’

Mengapa ayat ini datang dalam kehidupan kita?

1. Karena kita adalah orang yang sudah dibenarkan oleh Firman Allah

2. Karena sekarang ini kita hidup di zaman kebenaran

3. Karena kita hidup di dalam kebenaran.

Firman Tuhan berkata “Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; FirmanMu adalah kebenaran” (Yohanes 17:17). Jadi kehidupan orang percaya hanya oleh karena kebenaran, dan ketika kita member diri kepada Tuhan, kita menjadi hamba kebenaran karena Firman Tuhan itulah kebenaran.

Ayat ini menyuruh kita untuk mempersembahkan korban yang benar/persembahan yang benar. Pertanyaannya adalah, apakah itu yang dimaksud dengan persembahan yang benar?

I. Roma 12:1-2 ;

“Karena itu, saudara-saudaraku, demi kemurahan Allah, aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”

Secara garis besar Rasul Paulus mengajarkan bahwa persembahan yang benar itu adalah mempersembahkan tubuh untuk kemuliaan nama Tuhan.

Secara garis besar didalam tubuh manusia itu ada beberapa bagian penting, yaitu :

1. Pikiran

Didalam pikiran manusia, tersimpan begitu banyak hal, diantaranya aadlah berbagai keinginan, khayalan, dan masih banyak lagi yang kemungkinan besar bertentangan dengan Firman Tuhan. Padahal Firman Tuhan menginginkan kita untuk selalu mencari perkara-perkara diatas (Kolose 3:1-2).

Apa itu perkara diatas?

Filipi 4:8 berkata “… semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang patut didengar, semua yang disebut dengan kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semua itu”

Perkara diatas itulah perkara-perkara surgawi, hal-hal yang berhubungan dengan kekudusan pikiran, memikirkan bagaimana Yesus Kristus berkorban bagi kita, memikirkan hal-hal keselamatan. Karena sudah terlalu banyak hal yang tidak benar, tidak mulia, tidak adil, tidak suci, dan tidak ada lagi kebajikan yang terpikirkan oleh manusia.

Mengapa kita harus memikirkan perkara-perkara diatas?

1 Petrus 4:7 berkata “Kesudahan segala sesuatu sudah dekat,..”. Jadi karena akhir zaman sudah didepan mata. Bagi yang ingin pembuktian apakah benar akhir zaman itu sudah dekat, silahkan baca pembuktiannya di dalam Matius 24, Wahyu 6, Daniel 9 dan beberapa kitab lain yang membahas tentang akhir zaman yang rintik-rintiknya atau tanda-tandanya sudah mulai jelas kelihatan sekarang ini.

2. Mata

- Amsal 4:25, “Biarlah matamu memandang terus ke depan dan tatapan matamu tetap ke muka.”

Mengapa arah pandangan mata kita harus ke depan? Karena di depan itu ada masa depan, ada keselamatan. Depan adalah arah pandang untung berjalan maju. Di depan ada keselamatan dan pengharapan dari Tuhan.

- Amsal 6:4, “janganlah membiarkan matamu tidur, dan kelopak matamu mengantuk;”

Jangan memberi mata kita untuk tertidur, dalam hal ini maksudnya adalah tertidur rohani, Tuhan mengajarkan kita untuk tidak malas dan mengantuk.

Mengapa kita tidak boleh sampai tertidur? Kita lihat contoh Abraham yang tertidur pada Kejadian 15. Alkitab menceritakan bahwa pada saat dia tertidur dengan nyenyak maka datanglah suatu kekejutan atas Abraham yaitu langit tiba-tiba menjadi gelap gulita yang mengerikan dan akibat fatalnya lagi yaitu : Bangsa Israel dibawa tertawan selama 400 tahun di negeri Mesir.

Bagaimana menjaga tatapan mata kita agar terus menghadap ke depan?

Kita pandang saja Yesus, Ibrani 12:2 berkata “Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman dan yang membawa iman kita kepada kesempurnaan, yang degan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk disebelah kanan takhta Allah.”

3. Telinga

Dalam kitab Yesaya 55:3 berbunyi “Sendengkanlah telingamu dan datanglah kepaadKu; Aku hendak mengikat perjanjian abadi dengan kamu, menurut kasih setia yang teguh yang Kujanjikan kepada Daud.

Telinga kita gunakan untuk mendengar Firman Tuhan. Ketika orang berkata dia memiliki iman, darimanakah iman itu? Iman itu timbul dari pendengaran, kalau kita tidak mendengar Firman Tuhan yang menguatkan, bagaimana kita bisa beriman?

Tuhan Allah pun berfirman kalau kita mau diberkati, kita gunakan telinga kita untuk mendengar suara Tuhan. (Ulangan 28:1)

Dalam Ulangan 28 semua dijelaskan bagaimana berkat-berkat yang melimpah akan kita terima kalau kita mendengar suara Tuhan, tetapi kalau kita tidak mendengar atau pura-pura tidak mendengar suara Tuhan, maka.. baca Ulangan 28:58-59

Karena itu, sebaiknya kita selalu memberi telinga kita untuk mendengarkan suara Tuhan, mendengar hal-hal yang baik, yang menguatkan untuk melakukan perintah Tuhan.

Amsal 23:12, “Arahkanlah perhatianmu kepada didikan, dan telingamu kepada kata-kata pengetahuan.”

4. Mulut

Ulangan 30:14a, “Tetapi firman ini sangat dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu..”

Apa maksudnya?

Baca lagi Roma 10:8, “Tetapi apakah katanya? Ini: Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu… itulah firman iman, yg kami beritakan.”

Jadi intinya persembahan mulut yg benar untuk mendatangkan berkat bagi orang lain. Gunakanlah mulut kita untuk memuliakan Tuhan. Segala perkataan kita hendaklah jangan sembarangan, jangan gunakan mulut untuk hal-hal yg tidak berkenan, jangan sampai perkataan kita tidak menjadi berkat bagi orang lain. Kita sampaikan firman Tuhan, sehingga orang lain dikuatkan, dan mendapat berkat bagi yang mendengar dan yang memperkatakan Firman Tuhan itu.

Kolose 3:16, “Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga, kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu.

5. Lidah

- Amsal 12:19, “Bibir orang yg mengatakan kebenaran tetap untuk selama-lamanya, tetapi lidah dusta hanya untuk sekejap mata.”

- Amsal 10:19-21, “Didalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi. Lidah orang benar seperti perak pilihan, teapi pikiran orang fasik sedikit nilainya. Bibir orang benar mengembalakan banyak orang, tetapi orang bodoh mati karena kurang akal budi.”

6. Tangan

Amsal 12:24, “Tangan orang rajin memegang kekuasaan, tetapi kemalasan mengakibatkan kerja paksa.”

7. Kaki

- Amsal 4:26-27, “Tempuhlah jalan yang rata dan hendaklah tetap segala jalanmu. Janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, jauhkanlah kakimu dari kejahatan.”

- Matius 7:13, “Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yg masuk melaluinya.”

8. Hati

Amsal 4:23, “Jagalah hatimu dari segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.”

Mengapa kita disuruh menjaga hati kita?

Mazmur 119:11, “Dalam hatiku aku menyimpan janjiMu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau.”

Itulah 8 hal yang terkandung dalam Kitab Roma 12:1-2

Dalam artian rohani 8 itu menuju pada angka kebangkitan, kalau kita sudah melakukan hal ini, mempersembahkan persembahan ini, maka ada kebangkitan rohani dalam kehidupan kita.

II. Selain itu, ada lagi persembahan yang dimaksud dengan persembahan yang benar, yaitu :

  1. Persembahan Hulu Hasil

Amsal 3:9, “Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan hasil pertama dari segala penghasilanmu.”

Apa itu hulu hasil?, itulah hasil pertama dari penghasilan kita yang kita peroleh.

Contohnya begini,

- Ketika kita pertama kali menerima upah/gaji pada saat kerja, segala penghasilan kita yang pertama itu kita berikan kepada Tuhan.

- Ketika kita misalnya membuka suatu usaha, segala keuntungan kita yang pertama kali kita peroleh kita berikan kepada Tuhan,

- Ketika sawah kita pertama kali panen, hasil nya kita bawa ke rumah Tuhan.

itulah yang disebut dengan persembahan hulu hasil.

  1. Persembahan Perpuluhan

Dalam kitab Ulangan 14 sudah dibahas tuntas tentang hal perpuluhan, bahkan kita semua pun sudah tahu apa itu perpuluhan. Perpuluhan itu adalah milik Tuhan dan sudah menjadi kewajiban kita untuk mengembalikannya kepada Tuhan.

Maleakhi 3:10, “Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu kedalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumahKu dan ujilah aku, firman Tuhan semesta alam, apakah aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.”

Persepuluhan itu kalau kita bawa merupakan suatu persembahan yang menyenangkan hati Tuhan, dan kalau kita tidak membawanya kita akan disebut dengan penipu (Maleakhi 3:8-9).

Dalam situasi misalnya kita tidak bisa, bukan tidak bisa, melainkan belum bisa memberikan perpuluhan.

Contohnya begini, bulan ini kita menerima hasil, tapi karena ada satu dan lain hal kita tidak bisa memberikan bulan ini, tapi nanti diberikan bulan depan.

Firman Tuhan mengatur hal yg demikian, boleh.. diperbolehkan.. tetapi, haru bayar denda (baca Imamat 27:30-31) yaitu menambah seperlima. Seperlima itu adalah 20% dari penghasilan kita, jadi yg harus ditebus pada saat bulan berikutnya adalah 10% + 20% = 30%.

Jadi adalah lebih baik kalau kita rajin memberikan perpuluhan setiap bulan.

  1. Persembahan Syukur

Contohnya kira-kira seperti ini :

Ketika kita berhari ulang tahun, merayakan kelulusan, punya rumah baru dsb, kita memberikan persembahan syukur kepada Tuhan.

Itulah yang disebut dengan persembahan yang benar dipemandangan mata Tuhan.

Sudahkah kita memberikan persembahan yang benar buat Tuhan?.

4 comments:

saya ingin bertanya seputar hulu hasil apa kah ketika seseorang sudah mengeluarkan hulu hasil dan dia berhenti dari oekerjaan tersebut dan pindah pada pekerjaan lain apakah dia harus tetap memberikan hulu hasil?

saya ingin bertanya seputar hulu hasil apa kah ketika seseorang sudah mengeluarkan hulu hasil dan dia berhenti dari oekerjaan tersebut dan pindah pada pekerjaan lain apakah dia harus tetap memberikan hulu hasil?

Terima Kasih atas pertanyaannya..

Saya akan mecoba menjawab dari sudut pandang saya yah :)

Hulu hasil buat saya adalah hasil yang pertama kali saya peroleh dari suatu usaha/pekerjaan..

Saya saat ini bekerja sebagai seorang karyawan di salah satu perusahan swasta saat pertama kali saya bekerja disini dan saat pertama kali saya menerima upah saya, yang saya lakukan hanya memberikan sepersepuluhan dari hasil gaji saya, sampai saya akhirnya mendengar FT tentang persembahan hulu hasil, dan meskipun telah lewat tapi karena saya sudah mengerti maka saya membayar hulu hasil saya kepada Tuhan.
Saat sedang bekerja Tuhan memberikan berkat lewat beberapa usaha kecil sebagai sampingan, saya pun memberikan hulu hasil dari usaha sampingan itu..
Mengenai bekerja dan membayar hulu hasil lalu berhenti dan memulai pekerjaan baru lagi apakah hulu hasil harus diberikan lagi atau tidak buat saya itu adalah kewajiban sebagai tanda kita memuliakan Tuhan, bersyukur atas pekerjaan yang Tuhan sudah berikan.

Persembahan hulu hasil bukan "keseluruhan" penghasilan pertama, sebab :
1. Yang dipersembahkan di Bait Suci pada perayaan shavuot (pentakosta) adalah "seberkas" dari hasil penuaian yang pertama dan yang terbaik.
2. Persembahan hulu hasil rutin dibawa ke Bait Suci "setiap tahun" pada hari raya shavuot, itu bukan hasil panenan seluruh ladang. Jika semua orang membawa hasil panenan seluruh ladang maka tidak terbayang berapa besar timbunan panenan hulu hasil tersebut di Bait Suci.

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites