dirimu seperti bayangan awan dilangit yang cerah...
berarak datang dan seketika menghilang
hanya bisa kupandang dan tak pernah bisa kuraih
sejauh mata memandang dan sedalam hati terasa
dirimu seperti semilir angin...
datang menyejukkan dan pergi meninggalkan rasa
tak sempat merasa dalam waktu lama
hanya menunggu angin itu datang lagi
dirimu seperti pasir dilaut...
saat kuraih kau masih ada
tapi ketika kugenggam kau terlepas diantara jemariku
meninggalkan sedikit debu yang hampir tak berarti
dirimu seperti cahaya sesaat...
hadir memenuhi ruangan hatiku yang gelap membeku
tapi ketika cahaya itu mulai menyala lebih terang
kuredupkan kembali menjadi seperti sediakala
itulah dirimu
semakin kupertahankan dirimu
semakin kau menjauh meninggalkanku
aku berlari menyusuri sisi lorong kehampaan tanpa batas
mencoba meraih satu keindahan baru
tapi yang tampak disana hanya bayang-bayang masa lalu
kupikir semuanya akan kembali lagi
kembali seperti dulu lagi
kembali diam dan menyendiri
sepi dan tak ada dirimu lagi
diriku kini seperti rumput kering dipadang
jatuh dan terbang menghilang dibalik hutan
kehilangan keseimbangan dan arah tujuan
berlari mengikuti bayangan kelam
kucoba menghentikan waktu
tapi waktu berlari meninggalkanku
kucoba duduk diam dan bertahan
sampai kesudahanku tiba
aku tak mampu bersuara dan berkata
hanya bisa menatap semuanya dan merenungi
akhir sebuah kehidupan lama dari seorang perempuan
perempuan biasa yang terlalu biasa menghadapi lelahnya hidup
waktu memaksaku memilih
satu dari keinginan yang tak bisa kuraih
mengalah dan membiarkan diri kembali terpuruk
dan membiasakan diri mereguk segelas sesal
dan sakit hati yang masih semangkuk penuh diatas meja hidupku
akulah dia
seorang perempuan biasa yang hampir tak mampu menghadapi kenyataan lagi
seorang perempuan lemah yang terlalu banyak berharap pada keadaan
seorang perempuan yang kemudian
berusaha mengakhiri semua kenyataan hidup ini
0 comments:
Posting Komentar