artikel niy diambil dari renungan harian Wanita edisi April 2009
"...tetapi siapa membangkit-bangkit perkara, menceraikan sahabat yang karib."
-Amsal 17:9
Saya merasa sangat nyaman dan hendak bercerita banyak hal dengan seseorang. Ketika saya bercerita sesuatu yang saya anggap penting dan membutuhkan saran serta dukungannya. Tiba-tiba ia mengeluarkan beberapa pernyataan yang bukannya mendukung, bukannya saran, malah sebuah tuduhan, menghakimi saya dan mengungkit masa lalu. "Perkara" yang tadinya nyaman untuk dibahas berubah menjadi "perkara" yang panas yang menimbulkan pertengkaran dan sakit hati. Inikah sahabat yang sama sekali tidak "bersahabat"?
Kerap kali kita mengaku sebagai orang Kristen yang baik, mau berbagi kasih, mengaku sebagai saudara di dalam Kristus, namun posisi kita sebagai saudara atau sahabat tidak sesuai dengan tindakan kita. Kita malah sering menimbulkan masalah dan mencari-cari perkara baru yang membuat suasana bukannya menjadi lebih baik, malah menjadi sebaliknya, lebih parah dari keadaaannya. Kita menjadi batu sandungan. Dengan sesama orang Kristen saja bisa menjadi musuh, apalagi dengan orang lain.
Jika kita telah memiliki hubungan yang baik dengan seseorang, jagalah hubungan itu agar tetap awet, mesra dan jauhi pertengkaran, jangan ciptakan pertengkaran atau masalah.Justru masalah yang ada diselesaikan. Orang yang mencari-cari masalah adalah orang yang tidak suka damai dan orang yang tidak suka damai itu adalah orang yang membenci kebenaran. Kebenaran Tuhan mengajarkan kita tentang kedamaian dan untuk terus tinggal dalam kedamaian itu sendiri.
Ketika kita memutuskan untuk menjadi sahabat, maka jadilah sahabat yang sesungguhnya. Ketika kita memutuskan untuk menjadi pengikut Kristus, maka jadilah anak Tuhan yang sesungguhnya yang selalu berupaya menciptakan kedamaian dan suasana nyaman..
0 comments:
Posting Komentar